MAKALAH BIOKIMIA
“Respirasi
Sel Aerob”
Disusun
Oleh :
Adi
Nugroho (P2.31.39.014.001)
Dita
Qonitah (P2.31.39.014.029)
Ervina
Evi Susanti (P2.31.39.014.033)
Herlinda
Yunita (P2.31.39.014.043)
Salmi
Khotami (P2.31.39.014.088)
LOKAL
2A
Semester
3
Dosen
: Khairun Nida S.Si, M.Biomed,Apt
POLTEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
JAKARTA II
JURUSAN FARMASI
2015/2016
KATA PENGANTAR
Segala
puji syukur bagi Allah
SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya,sehingga makalah ini dapat selesai
kami ditulis berdasarkan dengan
hasil diskusi yang telah dilakukan meskipun hasilnya masih jauh dari kata
sempurna.
Dalam Mata Kuliah Biokim banyak terdapat
materi-materi yang membahas tentang unit Metabolisme Sel,di
antaranya golongan Katabolisme yaitu “RESPIRASI SEL AEROB” yaitu respirasi yang
membutuhkan udara terutama oksigen.. Dalam
makalah ini membahas tentang beberapa proses ataupun tahapan dalam
respirasi aerob dan sampai ahirnya menghasilkan energy berupa ATP dan NADH.
Semoga
dengan adanya makalah ini dapat membantu
kita memahami dan mempelajari tentang “RESPIRASI AEROB” lebih mudah dan terperinci. Serta kita
mendapatkan pemahaman yang mendalam yang
jelas .
Jakarta
8 November 2015
DAFTAR ISI
Kata
pengantar………………………………………………………………………………………2
Daftar
Isi……………………………………………………………………………………..…………...3
BABI
Pendahuluan
……………………………………………………………..............……………....….….4
a. Latarbelakang
……………………………………………………………………….……………….4
b. Rumusan masalah
………………………………………………………………………...…………5
BABII
Pembahasan
……………………………………………………………………………..................6
a.Pengertian Bioenergetika…………………………………………………………………..……….6
b.Pengertian pernafasan,
respirasi sel dan respirasi aerob…………………………………………..10
c.Proses respirasi sel
aerob…………………………………………………………………….…..12
d. Faktor- faktor yang
mempengaruhi proses respirasi dalam
penelitian…………………………………………………………………………….…….……...23
e.Perbedaan Respirasi Aerob dan Anaerob………………………………………………………...24
BABIII
Penutup
…………………………………………………………………………...……………..25
a. Kesimpulan
…………………………………………………………………………….…….…..25
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...................26
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latarbelekang
Pengertian
Metabolisme :
Metabolisme
merupakan totalitas proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi segala
aktivitas hidup yang bertujuan agar sel tersebut mampu untuk tetap bertahan
hidup, tumbuh, dan melakukan reproduksi. Semua sel penyusun tubuh makhluk hidup
memerlukan energi agar proses kehidupan dapat berlangsung. Sel-sel menyimpan
energi kimia dalam bentuk makanan kemudian mengubahnya dalam bentuk energi lain
pada proses metabolisme.
Fungsi
Metabolisme
1.
memperoleh energi kimia dari degradasi sari makanan
2.
mengubah molekul nutrien menjadi molekul-molekul kecil
3.
menggabungkan molekul kecil tersebut menjadi makromolekul protein, asam
nukleat, lipida, polisakarida dll.
4.
membentuk dan mendegradasi biomolekul yang diperlukan dalam fungsi khusus.
Metabolisme
dibedakan atas anabolisme dan katabolisme
Anabolisme adalah
pembentukan molekul-molekul besar dari molekul-molekul kecil. Misalnya
pembentukan senyawa-senyawa seperti pati, selulosa, lemak, protein dan asam
nukleat. Pada peristiwa anabolisme memerlukan masukan energi.
Katabolisme adalah
penguraian molekul-molekul besar menjadi molekul-molekul kecil, dan prosesnya
melepaskan energi. Contoh : respirasi, yaitu proses oksidasi gula menjadi H2O
dan CO2
Pengertian
Katabolisme adalah proses penguraian atau pemecahan senyawa organik
kompleks menjadi senyawa sederhana. Dalam proses katabolisme, terjadi pelepasan
energi sebagai hasil pemecahan senyawa-senyawa organik kompleks tersebut.
Adapun anabolisme adalah proses pembentukan atau penyusunan senyawa organik
sederhana menjadi senyawa kompleks. Kebalikan dari katabolisme, proses
anabolisme ini memerlukan energi. Kali ini akan dibahas mengenai proses
katabolisme.
B. Rumusan
masalah
1. Apa
Pengertian Bioenergetika?
2. Apa
pengertian Respirasi Sel dan Respirasi aerob ?
3. Jelaskan
tahapan proses respirasi sel aerob?
4. faktor-
factor apa yang mempengaruhi proses respirasi dalam sebuah penelitian?
5. Apa
perbedaan respirasi aerob dan anaerob?
BAB II
Pembahasan
1.
Pengertian
Bioenergetika
Bioenergetika
atau termodinamika biokimia adalah ilmu pengetahuan mengenai perubahan energi
yang menyertai reaksi biokimia. Reaksi ini diikuti oleh pelepasan energi selama
sistem reksi bergerak dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi
yanng lebih rendah. Sebagian besar energi dilepaskan dalam bentuk panas. Pada
sistem nonbiologik dapat menggunakan energi panas untuk melangsungkan kerjanya
dan dapat diubah menjadi energi mekanik atau energi listrik. Sedangkan pada
sistem biologik bersifat isotermik dan menggunakan energi kimia untuk
memberikan tenaga bagi proses kehidupan.
Energi Bebas dan Kesetimbangan
Energi bebas adalah jumlah maksimum energi yang dibebaskan pada suatu proses yang terjadi pada suhu tetap dan tekanan bebas. Energi bebas dilambangkan dengan ∆G. Sedangkan, kesetimbangan adalah dua reaksi yang terjadi pada kecepatan yang sama dan tidak ada lagi perubahan konsentrasi.
Perubahan Energi Bebas ∆G menunjukkan energi maksimum yang tersedia untuk melakukan kerja. Dalam hal ini, berguna bila sistem berubah dari suatu keadaan menjadi suatu keadaan lain. Selama proses berlangsung, kemampuan kerja yang diukur dengan ∆G ini makin berkurang, lama kelamaan menjadi nol (∆G=0), yaitu pada kondisi kesetimbangan. Pada kondisi kesetimbangan ini tidak bisa melakukan kerja.
1. ∆Go < 0, reaksi berlangsung spontan dan berlanjut pada keadaan setimbang.
2. ∆Go = 0, reaksi pada kesetimbangan dinamik.
3. ∆Go > 0, reaksi spontan berlangsung pada arah yang berlawanan.
Reaksi Eksergonik dan Reaksi Endergonik
Reaksi yang dapat berlangsung selalu menghasilkan energi bebas dan dinamakan reaksi eksergonik. Reaksi yang memerlukan energi bebas adalah reaksi endergonik, reaksi seperti ini tidak dapat berdiri sendiri. Reaksi-reaksi biologik biasanya merupakan gabungan reaksi eksergonik yang menghasilkan banyak energi bebas dengan reaksi endergonik yang memerlukan energi bebas. Tidak seluruh energi bebas reaksi eksergonik digunakan oleh reaksi endergonik, sebagian akan dilepaskan agar reaksi total masih bersifat eksergonik sehingga dapat tetap berlangsung.
a. Eksergonik (menghasilkan energi)
· Oksidasi bahan bakar (karbohidrat, lemak, dan protein)
· Fotosisntesis
· Peragian
b. Endergonik (membutuhkan energi)
· Gerakan-gerakan mekanik
· Sintesis bahan sel
· Pembentukan gradien konsentrasi
· Penyimpanan bahan bakar
D. Kaidah Termodinamika Biologi
1. Kaidah pertama termodinamika
Kaidah pertama ini merupakan hukum penyimpanan energi, yang berbunyi: energi total sebuah sistem, termasuk energi sekitarnya adalah konstan. Ini berarti bahwa saat terjadi perubahan di dalam sistem tidak ada energi yang hilang atau diperoleh. Namun energi dapat dialihkan antar bagian sistem atau dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Contohnya energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik, panas, mekanik dan sebagainya.
2. Kaidah kedua termodinamika
Kaidah kedua berbunyi: entropi total sebuah sistem harus meningkat bila proses ingin berlangsung spontan. Entropi adalah derajat ketidakteraturan atau keteracakan sistem. Entropi akan mencapai taraf maksimal di dalam sistem seiring sistem mendekati keadaan seimbang yang sejati. Dalam kondisi suhu dan tekanan konstan, hubungan antara perubahan energi bebas (ΔG) pada sebuah sistem yang bereaksi, dengan perubahan entropi (ΔS), diungkapkan dalam persamaan:
ΔG = ΔH – TΔS
Keterangan: ΔH adalah perubahan entalpi (panas) dan T adalah suhu absolut.
Tabel 3.1 Energi bebas baku hasil hidrolisis beberapa senyawa
organofosfat yang memiliki peran penting dalam biokimia
Senyawa
|
ΔG0
|
|
kJ/mol
|
kkal/mol
|
|
Fosfoenolpiruvat
Karbamoil fosfat
1,3-bifosfogliserat
(sampai 3-fosfogliserat)
Kreatin fosfat
ATP à ADP + Pi
ADP à AMP + Pi
Pirofosfat
Glukosa 1-fosfat
Fruktosa 6-fosfat
AMP
Glukosa 6-fosfat
Gliserol 3-fosfat
|
-61,9
-51,4
-49,3
-43,1
-30,5
-27,6
-27,6
-20,9
-15,9
-14,2
-13,8
-9,2
|
-14,8
-12,3
-11,8
-10,3
-7,3
-6,6
-6,6
-5,0
-3,8
-3,4
-3,3
-2,2
|
Gugus
fosfat berenergi tinggi oleh Lipmann dilambangkan dengan ~ ℗ Simbol ini menunjukkan bahwa gugus yang
melekat pada ikatan, pada saat peralihan pada suatu akseptor yang tepat, akan
mengakibatkan pemindahan kuantitas energi bebas yang lebih besar. Oleh karena
itulah sebagian ahli biokimia lebih menyukai istilah potensial pemindahan gugus
daripada ikatan berenergi tinggi.
Berdasarkan
posisi ATP pada Tabel 3.1, maka ATP merupakan donor fosfat berenergi tinggi
(donor energi bebas) bagi senyawa-senyawa di bawahnya. Di sisi lain, ADP dapat
menerima fosfat berenergi tinggi untuk membentuk ATP dari senyawa yang berada
di atas ATP dalam tabel. Akibatnya siklus ATP/ADP menghubungkan proses-proses
yang menghasilkan ~ ℗
dan proses-proses yang menggunakan ~ ℗.
Dengan demikian ATP terus dikonsumsi dan terus diproduksi. Proses terjadi
dengan kecepatan sangat tinggi, karena depot ATP/ADP sangat kecil dan hanya
cukup untuk mempertahankan jaringan aktif dalam beberapa detik saja.
Ada
3 sumber utama yang berperan dalam konservasi atau penangkapan energi.
1.
Fosforilasi oksidatif
Fosforilasi
oksidatif adalah sumber terbesar dalam
organisme aerobik. Energi bebas untuk menggerakkan proses ini berasal dari
oksidasi rantai respirasi di dalam mitokondria dengan menggunakan oksigen.
2.
Glikolisis
Dalam
glikolisis terjadi pembentukan netto dua ~ ℗
yang terjadi akibat pembentukan laktat
3.
Siklus asam sitrat
Dalam
siklus asam sitrat satu ~℗ dihasilkan langsung pada tahap suksinil
tiokinase.
2.
Pengertian
“Sistem Pernapasan”
Pengertian pernafasan atau
respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas
menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Sistem
pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru
beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam
rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan
rongga perut oleh diafragma.
Di dalam tubuh manusia dan hewan, energi kimia dalam makanan dapat digunakan
setelah dioksidasi di dalm tubuhnya. Proses menghasilkan energi melalui
oksidasi bahan makanan di dalam sel-sel tubuh disebut respirasi sel. Respirasi
sel terdiri atas respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob adalah
proses pembakaran bahan makanan dengan membutuhkan oksigen (O2). Respirasi
anaerob adalah suatu proses pembakaran bahan makanan dengan tidak membutuhkan
oksigen (O2).
Sistem Respirasi Manusia
Pada saat bernapas, kita menghirup udara (inspirasi) dan menghembuskan udara
(ekspirasi) Saat udara memasuki paru-paru, terjadi pertukaran gas O2 dan CO2
yang disebut respirasi eksternal. Darah yang mengandung banyak O2 akan menuju
jaringan tubuh. Pertukatan gas yang terjadi antara darah dengan cairan jaringan
disebut respirasi internal. Gas O2 yang sampai pada sel akan menggunakan untuk
membuat energi (ATP) yang dinamakan respirasi sel.
Dalam
pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan
pernapasan.
Tetapi istilah respirasi mencakup
proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi
terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga
satuan terkecil, yaitu sel.
Respirasi
sel
Respirasi
sel adalah peristiwa pembebasan energi melalui pembongkaran sumber energi
secara kimia . Ada dua macam respirasi yaitu Respirasi Aerob dan Respirasi
Anaerob. Respirasi aerob adalah respirasi yang membutuhkan oksigen sebagai
penangkap elektron(aseptor)sedangkan respirasi anerob tidak membutuhkan oksigen
bebas sebagai akseptor elektron .Respirasi sel meliputi proses enzimatis di
dalam sel dimana molukel glukosa ,asam lemak dan asam amino diubah menjadi CO2
dan H2O dengan pengubahan energi dan zat makanan menjadi energi siap pakai
yaitu ATP .
Respirasi
selular diartikan sebagai reaksi oksidasi molekul berenergi tinggi untuk
melepaskan energinya. Reaksi respirasi sebagian besar berlangsung dalam
mitokondria.
3.
Proses
Respirasi sel Aerob
Respirasi
aerob adalah reaksi katabolisme yang membutuhkan suasana aerobik sehingga
dibutuhkan oksigen, dan reaksi ini menghasilkan energi dalam jumlah besar.
Energi ini dihasilkan dan disimpan dalam bentuk energi kimia yang siap
digunakan, yaitu ATP. Pelepasan gugus posfat menghasilkan energi yang digunakan
langsung oleh sel untuk melangsungkan reaksi-reaksi kimia, pertumbuhan,
transportasi, gerak, reproduksi, dll. Reaksi respirasi aerob secara sederhana
adalah :
Respirasi
aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan udara terutama oksigen.
Secara garis besar, proses tersebut dibagi dalam 4 tahap, sebagai berikut,
1. Glikolisis
2. Dekarboksilasi Oksidatif
3. Siklus Krebs
4. Rantai Transport Elektron
1. Glikolisis
2. Dekarboksilasi Oksidatif
3. Siklus Krebs
4. Rantai Transport Elektron
1.
Glikolisis
Glikolisis
merupakan proses pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam piruvat dengan
menghasilkan ATP dan NADH. Glikolisis terjadi pada sel mikroorganisme,
tumbuhan, dan hewan melalui 10 tahap reaksi. Proses ini terjadi di sitoplasma
dengan bantuan 10 jenis enzim yang berbeda.
Glukosa
dalam sel dapat mengalami berbagai jalur metabolisme, baik disimpan, diubah
menjadi energi, ataupun diubah menjadi molekul lain. Apabila terjadi kelebihan
gula dalam darah, glukosa akan didimpan dalam otot atau hati dalam bentuk
glikogen. Apabila sel-sel tubuh sedang aktif membelah, glukosa akan diubah
menjadi gula pentosa yang penting dalam sintesis DNA dan RNA. Dan ketika tubuh
membutuhkan energi, glukosa akan diproses untuk menghasilkan energi melalui
tahapan glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transfer
elektron. tahapan-tahapan tersebut dapat terjadi apabila terdapat oksigen dalam
jaringan sehingga prosesnya disebut respirasi aerob (menghasilkan energi dengan
adanya oksigen). Glikolisis merupakan tahapan pertama dari proses respirasi
aerob untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
ATP yang dihasilkan dalam glikolisis akan digunakan untuk
berbagai proses yang membutuhkan energi, karena ATP merupakan molekul penyimpan
energi. Sedangkan NADH nantinya akan menjalani proses transfer elektron untuk
menghasilkan ATP. Sebuah molekul NADH dalam transfer elektron akan menghasilkan
tiga molekul ATP.
Dalam tahap awalnya, proses glikolisis membutuhkan dua ATP
sebagai sumber energi. Namun dalam tahap selanjutnya, glikolisis akan
menghasilkan ATP yang dapat digunakan untuk membayar hutang ATP yang telah
digunakan tadi dan masih ada sisa ATP yang dapat digunakan untuk fungsi yang
lain. Jadi dalam glikolisis, terjadi surplus ATP, lebih banyak ATP yang
dihasilkan daripada yang digunakan dalam proses tersebut.
Alur langkah glikolisis adalah sebagai berikut.
- Tahap pertama, glukosa akan diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim hexokinase. Tahap ini membutuhkan energi dari ATP (adenosin trifosfat). ATP yang telah melepaskan energi yang disimpannya akan berubah menjadi ADP.
- Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh enzim fosfohexosa isomerase.
- Fruktosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat, reaksi ini dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase. Dalam reaksi ini dibutuhkan energi dari ATP.
- Fruktosa 1,6-bifosfat (6 atom C) akan dipecah menjadi gliseraldehida 3-fosfat (3 atom C) dan dihidroksi aseton fosfat (3 atom C). Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim aldolase.
- Satu molekul dihidroksi aseton fosfat yang terbentuk akan diubah menjadi gliseraldehida 3-fosfat oleh enzim triosa fosfat isomerase. Enzim tersebut bekerja bolak-balik, artinya dapat pula mengubah gliseraldehida 3-fosfat menjadi dihdroksi aseton fosfat.
- Gliseraldehida 3-fosfat kemudian akan diubah menjadi 1,3-bifosfogliserat oleh enzim gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase. Pada reaksi ini akan terbentuk NADH.
- 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat kinase. Para reaaksi ini akan dilepaskan energi dalam bentuk ATP.
- 3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat mutase.
- 2-fosfogliserat akan diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim enolase.
- Fosfoenolpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim piruvat kinase. Dalam tahap ini juga dihasilkan energi dalam bentuk ATP.
Pada
tahap glikolisis dihasilkan energi. dalam bentuk ATP sebanyak 4 ATP .Namun
karena 2 ATP digunakan pada awal glikolisis maka hasil akhir energi yang
didapat adalah 2ATP.
Glikolisis yang terdiri
atas sepuluh reaksi, dapat disimpulkan dalam dua tahap:
- Reaksi penambahan gugus fosfat. Pada tahap ini digunakan duamolekul ATP.
- Gliseraldehid-3-fosfat diubah menjadi asam piruvat. Selain itu, dihasilkan 4 molekul ATP dan 2 molekul NADH.
2. Dekarboksilasi
Oksidasif
Sebelum
masuk ke tahap selanjutnya dalam mitokondria, asam piruvat terlebih dahulu akan
diubah menjadi senyawa Asetil Co-A dan berlangsung dalam membran mitokondria.
Tahapannya sebagai berikut:
Dekarboksilasi
oksidatif adalah reaksi yang mengubah asam piruvat yang beratom 3 C menjadi
senyawa baru yang beratom C dua buah, yaitu asetil koenzim-A (asetil ko-A).
Reaksi dekarboksilasi oksidatif ini (disingkat DO) sering juga disebut sebagai
tahap persiapan untuk masuk ke siklus Krebs. Reaksi DO ini mengambil tempat di
intermembran mitokondria.
Setelah melalui reaksi glikolisis, jika terdapat molekul oksigen yang cukup maka asam piruvat akan menjalani tahapan reaksi selanjutnya, yaitu siklus Krebs yang bertempat di matriks mitokondria. Jika tidak terdapat molekul oksigen yang cukup maka asam piruvat akan menjalani reaksi fermentasi. Akan tetapi, asam piruvat yang mandapat molekul oksigen yang cukup dan akan meneruskan tahapan reaksi tidak dapat begitu saja masuk ke dalam siklus Krebs, karena asam piruvat memiliki atom C terlalu banyak, yaitu 3 buah. Persyaratan molekul yang dapat menjalani siklus Krebs adalah molekul tersebut harus mempunyai dua atom C (2 C). Karena itu, asam piruvat akan menjalani reaksi dekarboksilasi oksidatif.
Setelah melalui reaksi glikolisis, jika terdapat molekul oksigen yang cukup maka asam piruvat akan menjalani tahapan reaksi selanjutnya, yaitu siklus Krebs yang bertempat di matriks mitokondria. Jika tidak terdapat molekul oksigen yang cukup maka asam piruvat akan menjalani reaksi fermentasi. Akan tetapi, asam piruvat yang mandapat molekul oksigen yang cukup dan akan meneruskan tahapan reaksi tidak dapat begitu saja masuk ke dalam siklus Krebs, karena asam piruvat memiliki atom C terlalu banyak, yaitu 3 buah. Persyaratan molekul yang dapat menjalani siklus Krebs adalah molekul tersebut harus mempunyai dua atom C (2 C). Karena itu, asam piruvat akan menjalani reaksi dekarboksilasi oksidatif.
Pertama-tama,
molekul asam cuka yang dihasilkan reaksi glikolisis akan melepaskan satu gugus
karboksilnya yang sudah teroksidasi sempurna dan mengandung sedikit energi,
yaitu dalam bentuk molekul CO2. Setelah itu, 2 atom karbon yang tersisa dari
piruvat akan dioksidasi menjadi asetat (bentuk ionisasi asam asetat). Selanjutnya,
asetat akan mendapat transfer elektron dari NAD+ yang tereduksi menjadi NADH.
Kemudian, koenzim A (suatu senyawa yang mengandung sulfur yang berasal dari
vitamin B) diikat oleh asetat dengan ikatan yang tidak stabil dan membentuk
gugus asetil yang sangat reaktif, yaitu asetil koenzim-A, yang siap memberikan
asetatnya ke dalam siklus Krebs untuk proses oksidasi lebih lanjut.
Selama reaksi transisi ini, satu molekul glukosa yang telah menjadi 2 molekul asam piruvat lewat reaksi glikolisis menghasilkan 2 molekul NADH.
Selama reaksi transisi ini, satu molekul glukosa yang telah menjadi 2 molekul asam piruvat lewat reaksi glikolisis menghasilkan 2 molekul NADH.
3.Siklus Kreb
Berlangsung dalam matriks mitokondria.
Siklus Krebs yang dikenal dengan siklus asam sitran serta siklus asam
trikarboksilat merupakan serangkaian reaksi enzimatis biokimia tubuh. Siklus
Krebs adalah siklus yang memegang peranan penting dalam respirasi selular
organisme aerob. Pada sel eukariotik, siklus Krens terletak di matriks
mitokondria. Komponen yang berperan serta rangkaian reaksi ini ditemukan
oleh Albert Szent-Györgyi and Hans Kreb. Jalur metabolisme ini meliputi serangkaian
reaksi konversi biomolekul seperti karbohidrat, lemak serta protein menjadi
energi siap pakai (ATP) serta H2O dan CO2 . Sebelum reaksi ini dimulai,
terdapat dua reaksi yang mendahului yakni glikolisis dan oksidasi asam piruvat.
Tujuan Siklus Krebs
- Menjelaskan reaksi-reaksi metabolik akhir yang umum terdapat pada jalur biokimia utama katabolisme tenaga
- Menggambarkan bahwa CO2 tidak hanya merupakan hasil akhir metabolisme, namun dapat berperan sebagai zat antara, misalnya untuk proses lipogenesis.
- Mengenali peran sentral mitokondria pada katalisis dan pengendalian jalur-jalur metabolik tertentu, mitokondria berfungsi sebagai penghasil energi.
Fungsi
- Menghasilkan sebagian besar CO2
- Metabolisme lain yang menghasilkan CO2 misalnya jalur pentosa phospat atau P3 (pentosa phospat pathway) atau kalau di harper heksosa monofosfat.
- Sumber enzym-enzym tereduksi yang mendorong RR ( Rantai Respirasi)
- Merupakan alat agar tenaga yang berlebihan dapat digunakan untuk sintesis lemak sebelum pembentukan TG untuk penimbunan lemak
- Menyediakan prekursor-prekursor penting untuk sub-sub unit yang diperlukan dalam sintesis berbagai molekul
- Menyediakan mekanisme pengendalian langsung atau tidak langsung untuk lain-lain sistem enzym
Tahapan
siklus krebs
·
Siklus Krebs diawali dengan masuknya
Asetil CoA (beratom C2) yang bereaksi dengan asam oksaloasetat (beratom C4)
menghasilkan Asam Sitrat (beratom C6).
·
Sitrat diubah menjadi isositrat melalui
pembuangan satu molekul air dan penambahan satu molekul air lagi
·
Kemudian isositrat dioksidasi,mereduksi
NAD+ menjadi NADH ,senyawa yang dihasilkan kehilangan satu molekul CO2-
·
Satu lagi CO2 hilang,dan senyawa yang dihasilkanpun
dioksidasi,mereduksi NAD+ menjadi NADH.Molekul yang tersisa kemudian melekat ke
koenzimm A melalui ikatan yang tidak stabil
·
Dua hydrogen di transfer ke FADH
membentuk FADH2 dan mengoksidasi suksinat
·
Penambahan satu molekul air menyusun
ulang ikatan-ikatan dalam subsrat
·
Substrat dioksidasi mereduksi NAD+
menjadi NADH dan membentuk kembali oksaloasetat.
·
Dari seluruh rangkaian peristiwa siklus
Krebs dihasilkan : 4 molekul CO2, 6 molekul NADH2 , 2 molekul FADH2, dan 2
molekul ATP.
2.
Transport
Eletron
Rantai
transpor elektron adalah tahapan terakhir dari reaksi respirasi aerob. Transpor
elektron sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem oksidasi
terminal. Transpor elektron berlangsung pada krista (membran dalam) dalam
mitokondria. Molekul yang berperan penting dalam reaksi ini adalah NADH dan
FADH2, yang dihasilkan pada reaksi glikolisis,
dekarboksilasi
oksidatif, dan siklus
Krebs. Selain itu, molekul lain yang juga berperan adalah
molekul oksigen, koenzim Q (Ubiquinone), sitokrom b, sitokrom c, dan sitokrom
a.
NADH dan FADH ini berintegrasi
dengan O2 dan enzim sitokrom untuk menghasilkan Air dan ATP .
Setelah terintegrasi dengan
melepaskan ion H + maka NAD dan FAD kembali ketempat asalnya untuk mengikat ion
H + lagi , 2 NAD kembali ke sitoplasma untuk menghanbil ion H + pada proses
glikolisis, 2 NAD ke membran luar mitocondriia untuk mengikat ion H+ pada
peristiwa DO dan 6 NAD dan 2 FAD ke matriks mitokondria untuk mengikat ion H+
lagi .
Kompleks
transport elektron tersusun atas lima kompleks protein, yang masing-masing
memiliki fungsi spesifik.
1.KompleksI
Kompleks I dinamakan NADH reduktase. Fungsi dari kompleks I adalah memecah NADH menjadi NAD+ dan H+. Pemecahan tersebut akan menyebabkan elektron dibebaskan dari NADH. Setiap elektron yang dibebaskan akan bergerak melintasi kompleks I, yang mengakibatkan ion H+ bergerak dari matriks menuju ruang intermembran. Elektron yang melintasi kompleks I selanjutnya akan ditangkap oleh ubiquinon da dibawa menuju kompleks III.
2. Kompleks II
Kompleks II dinamakan suksinat dehidrogenase. Fungsi dari kompleks II adalah membebaskan elektron yang ada pada FADH2, diikuti dengan reaksi perubahan suksinat menjadi fumarat. Elektron yang melintasi kompleks II tidak menyebabkan pergerakan ion hidrogen menuju ruang intermembran. Elektron juga akan ditangkap oleh ubiquinon, yang akan dibawa menuju kompleks III.
3. Kompleks III
Kompleks III dinamakan dengan sitokrom reduktase. Elektron dari ubiquinon akan dilalukan melalui kompleks ini. Pergerakan elektron melintasi kompleks ini menyebabkan ion hidrogen bergerak dari matriks menuju ruang intermembran. Elektron selanjutnya akan dibawa oleh sitokrom C menuju kompleks IV.
4. Kompleks IV
Pergerakan ion pada kompleks IV menyebabkan aliran ion hidrogen dari matriks menuju ruang intermembran. Selain itu, elektron akan dikembalikan ke matriks. Proses ini membutuhkan oksigen. Oksigen berperan sebagai penangkap elektron terakhir. Reaksi penangkapan tersebut menyebabkan terbentuknya molekul air (H2O).
5. Kompleks V
Kompleks V merupakan enzim ATP sintase. Enzim tersebut berfungsi untuk membentuk molekul berenergi, ATP, dari ADP dan Pi.
Ion hidrogen yang dibergerak menuju ruang intermembran menimbulkan gradien elektrokimia dari ruang intermembran dengan matriks mitokondria. Matriks kehilangan ion hidrogen karena bergerak ke ruang intermembran menyebabkan konsentrasi ion H+ yang lebih rendah. Akibatnya, ion hidrogen akan bergerak menuju kembali ke matriks untuk menyeimbangkan konsentrasi. Akan tetapi, membran dalam mitokondria impermeabel (tidak bisa dilalui) terhadap ion H+. Satu-satunya lintasan yang ada adalah kompleks V.
Pergerakan ion H+ melintasi kompleks V digunakan untuk membentuk ATP. Setiap ion hidrogen masuk, maka akan dibentuk ATP. Jadi, ada kaitannya antara proses lewatnya elektron dalam kompleks-kompleks sebelumnya dengan pembentukan ATP. Aliran elektron menyebabkan ion H+ bergerak ke ruang intermembran, akibatnya konsentrasi berbeda dan ion hidrogen yang kembali ke matriks melalui Kompleks V digunakan untuk membentuk ATP.
1.KompleksI
Kompleks I dinamakan NADH reduktase. Fungsi dari kompleks I adalah memecah NADH menjadi NAD+ dan H+. Pemecahan tersebut akan menyebabkan elektron dibebaskan dari NADH. Setiap elektron yang dibebaskan akan bergerak melintasi kompleks I, yang mengakibatkan ion H+ bergerak dari matriks menuju ruang intermembran. Elektron yang melintasi kompleks I selanjutnya akan ditangkap oleh ubiquinon da dibawa menuju kompleks III.
2. Kompleks II
Kompleks II dinamakan suksinat dehidrogenase. Fungsi dari kompleks II adalah membebaskan elektron yang ada pada FADH2, diikuti dengan reaksi perubahan suksinat menjadi fumarat. Elektron yang melintasi kompleks II tidak menyebabkan pergerakan ion hidrogen menuju ruang intermembran. Elektron juga akan ditangkap oleh ubiquinon, yang akan dibawa menuju kompleks III.
3. Kompleks III
Kompleks III dinamakan dengan sitokrom reduktase. Elektron dari ubiquinon akan dilalukan melalui kompleks ini. Pergerakan elektron melintasi kompleks ini menyebabkan ion hidrogen bergerak dari matriks menuju ruang intermembran. Elektron selanjutnya akan dibawa oleh sitokrom C menuju kompleks IV.
4. Kompleks IV
Pergerakan ion pada kompleks IV menyebabkan aliran ion hidrogen dari matriks menuju ruang intermembran. Selain itu, elektron akan dikembalikan ke matriks. Proses ini membutuhkan oksigen. Oksigen berperan sebagai penangkap elektron terakhir. Reaksi penangkapan tersebut menyebabkan terbentuknya molekul air (H2O).
5. Kompleks V
Kompleks V merupakan enzim ATP sintase. Enzim tersebut berfungsi untuk membentuk molekul berenergi, ATP, dari ADP dan Pi.
Ion hidrogen yang dibergerak menuju ruang intermembran menimbulkan gradien elektrokimia dari ruang intermembran dengan matriks mitokondria. Matriks kehilangan ion hidrogen karena bergerak ke ruang intermembran menyebabkan konsentrasi ion H+ yang lebih rendah. Akibatnya, ion hidrogen akan bergerak menuju kembali ke matriks untuk menyeimbangkan konsentrasi. Akan tetapi, membran dalam mitokondria impermeabel (tidak bisa dilalui) terhadap ion H+. Satu-satunya lintasan yang ada adalah kompleks V.
Pergerakan ion H+ melintasi kompleks V digunakan untuk membentuk ATP. Setiap ion hidrogen masuk, maka akan dibentuk ATP. Jadi, ada kaitannya antara proses lewatnya elektron dalam kompleks-kompleks sebelumnya dengan pembentukan ATP. Aliran elektron menyebabkan ion H+ bergerak ke ruang intermembran, akibatnya konsentrasi berbeda dan ion hidrogen yang kembali ke matriks melalui Kompleks V digunakan untuk membentuk ATP.
Tahapan
transfer elektron adalah sebagai berikut.
·
NADH akan melepaskan elektronnya (e-)
kepada komplek protein I. Peristiwa ini membebaskan energi yang memicu
dipompanya H+ dari matriks mitokondria menuju ruang antar membran. NADH
yang telah kehilangan elektron akan berubah menjadi NAD+.
·
Elektron akan diteruskan kepada
ubiquinon.
·
Kemudian elektron diteruskan pada
komplek protein III. Hal ini akan memicu dipompanya H+ keluar menuju ruang
antar membran.
·
Elektron akan diteruskan kepada sitokrom
c.
·
Elektron akan diteruskan kepada komplek
protein IV. Hal ini juga akan memicu dipompanya H+ keluar menuju ruang
antar membran.
·
Elektron kemudian akan diterima oleh
molekul oksigen, yang kemudian berikatan dengan 2 ion H+ membentuk H2O.
·
Bila dihitung, transfer elektron dari
bermacam-macam protein tadi memicu dipompanya 3 H+ keluar menuju ruang
antar membran. H+ atau proton tersebut akan kembali menuju matriks
mitokondria melalui enzim yang disebut ATP sintase.
·
Lewatnya H+ pada ATP sintase akan
memicu enzim tersebut membentuk ATP secara bersamaan. Karena terdapat 3 H+ yang
masuk kembali ke dalam matriks, maka terbentuklah 3 molekul ATP.
·
Proses pembentukan ATP oleh enzim ATP
sintase tersebut dinamakan dengan kemiosmosis.
·
Dalam
transpor elektron ini, kesepuluh molekul NADH dan kedua molekul FADH2 tersebut
mengalami oksidasi sesuai reaksi berikut.
- Setiap oksidasi NADH menghasilkan kira-kira 3 ATP
- Dan kira-kira 2 ATP untuk setiap oksidasi FADH2.
- Jadi, dalam transpor elektron dihasilkan kira-kira 34 ATP.
- Ditambah dari hasil Glikolisis (2ATP) dan siklus Krebs (2 ATP), maka secara keseluruhan reaksi respirasi seluler menghasilkan total 38 ATP
- Jadi dari satu molekul glukosa menghasilkan total 38 ATP.
- Akan tetapi, karena dibutuhkan 2 ATP untuk melakukan transpor aktif, maka hasil bersih dari setiap respirasi seluler adalah 36 ATP. (lihat gambar)
Penjelasan
di atas adalah proses transfer elektron yang berasal dari molekul NADH.
Bagaimana dengan elektron yang berasal dari FADH2 ?
FADH2
akan mentransfer elektronnya bukan kepada komplek protein I, namun pada
komplek protein II. Transfer pada komplak protein II tidak memicu dipompanya H+
keluar menuju ruang antar membran. Setelah dari komplek protein II,
elektron akan ditangkap oleh ubiquinon dan proses selanjutnya sama dengan
transfer elektron dari NADH. Jadi pada transfer elektron yang berasal dari
FADH2 , hanya terjadi 2 kali pemompaan H+ keluar menuju ruang antar
mebran. Oleh sebab itu dalam proses kemiosmosis hanya terbentuk 2 molekul ATP
saja.
Jadi
kesimpulannya adalah:
Satu
NADH yang menjalani transfer elektron akan menghasilkan 3 molekul ATP.
Sedangkan
satu molekul FADH2 yang menjalani transfer elektron akan menghasilkan 2 molekul
ATP.

4.Faktor- faktor yang mempengaruhi proses respirasi dalam
Penelitian
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses respirasi suatu organisme antara lain: umur/usia
organisme tersebut, bobot dari kegiatan yang dilakukan, ukuran organisme itu
sendiri, keadaan lingkungan sekitar, serta cahaya juga mempengaruhi rata-rata
pernapasan. Untuk mengetahui bahwa kecambah kacang hijau melakukan respirasi
atau tidak, maka kita dapat mengamati tabung respirometer. Jika kecambah kacang
hijau dalam tabung berespirasi maka kita akan menemukan uap air yang menempel
dalam tabung respirometer, tetapi jika tidak ada uap air itu artinya kecambah
kacang hijau tidak berespirasi. Adanya uap air dijadikan indikator respirasi
karena dalam proses respirasi akan dilepaskan karbon dioksida dan uap air.
Dalam pengamatan ini kita harus teliti dalam mengoleskan vaselin pada sumbat,
jangan sampai ada rongga udara yang masih terbuka karena hal ini bisa
mengganggu pengamatan.
Respirasi
aerob pada pengukuran respirasi kecambah berarti diperlukan oksigen dan
dihasilkan karbodioksida serta energi. Sedangkan respirasi anaerob berarti
respirasi dengan kadar oksigen yang kurang atau tidak dan dihasilkan senyawa
selain karbodioksida seperti alkohol, asetildehida atau asam asetat dengan
sedikit energi. Adapun persamaan reaksi dari respirasi + KOH adalah :
C6H12O6 +
KOH 2C2 H5OH + 2CO2 + K + ENERGI
Respirasi
aerob pada pengukuran respirasi kecambah berarti diperlukan oksigen dan
dihasilkan karbodioksida serta energi. Sedangkan respirasi anaerob berarti
respirasi dengan kadar oksigen yang kurang atau tidak dan dihasilkan senyawa
selain karbodioksida seperti alkohol, asetildehida
5.Perbedaan Respirasi Aerob dan Anaerob
Perbedaan lainnya
#Respirasi aerob adalah
respirasi yang membutuhkan oksigen ( O2 ).
Respirasi aerob terjadi dalam matriks mitokondria.
Respirasi aerob digunakan untuk pemecahan senyawa organik menjadi senyawa anorganik.
Respirasi aerob menghasilkan energi yang lebih besar.
Proses respirasi aoerob :
1. Glikosis
2. Dekarbosilasi oksidatif
3. Siklus Krebs
4. Transfer elektron
#Respirasi anaerob adalah respirasi yang tidak memerlukan oksigen ( O 2 ).
Respirasi anaerob terjadi pada sitoplasma.
Respirasi anaerob terjadi untuk penguraian senyawa organik.
Respirasi anaerob menghasilkan energi yang lebih kecil.
Proses respirasi anaerob :
1. Fermentasi.
2. Pernafasan intramolekul
Respirasi aerob terjadi dalam matriks mitokondria.
Respirasi aerob digunakan untuk pemecahan senyawa organik menjadi senyawa anorganik.
Respirasi aerob menghasilkan energi yang lebih besar.
Proses respirasi aoerob :
1. Glikosis
2. Dekarbosilasi oksidatif
3. Siklus Krebs
4. Transfer elektron
#Respirasi anaerob adalah respirasi yang tidak memerlukan oksigen ( O 2 ).
Respirasi anaerob terjadi pada sitoplasma.
Respirasi anaerob terjadi untuk penguraian senyawa organik.
Respirasi anaerob menghasilkan energi yang lebih kecil.
Proses respirasi anaerob :
1. Fermentasi.
2. Pernafasan intramolekul
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
artikel diatas dapat beberapa poin kesimpulan diantaranya:
1.
Metabolisme dibagi dalam dua katagori yaitu katabolisme dan anabolisme. Contoh
katabolisme adalah proses respirasi. Berdasarkan kebutuhan akan oksigen,
respirasi dibedakan menjadi dua macam:
·
Respirasi aerobik
·
Respirasi anaerobik
2.
Pada proses respirasi aerob dibagi dalam 4 tahapan, yaitu glikolisis,
dekarboksilasi oksidasi, siklus krebs, dan transfor elektron.
3.
Keseluruhan proses katabolisme 1 glukosa melalui respirasi aerobik, dihasilkan
38 ATP, dengan perincian sebagai berikut:
Glikolisis
:
2 NADH + 2 ATP =
8 ATP
Oksidasi
dari piruvat : 2 NADH (atau 6 ATP) =6 ATP

38 ATP
DAFTAR PUSTAKA
Murray,
Robert K.,dkk. 2006. BIOKIMIA HARPER EDISI 27. Jakarta : EGC
Campbell,
Neil A. and Reece, Jane B. 2010. BIOLOGI JILID 1 EDISI 8. Jakarta
: Erlangga
1979.
Biokimia ( Review Physiological Chemistry ) diterjemahkan oleh Martin
Muliawan.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Armstrong,
Frank.B. 1995. Buku ajar biokimia ( Biochemistry ) edisi ketiga.
diterjemahkan
oleh dr. RF. Maulany Msc. Jakarta : Penerbit buku kedokteran
EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar